4 Feb 2024

MASKAH ORANG LINGLUNG



Angin yang berhembus seakan membawa diriku melayang, tembus ke alam pikiran dan berkelana jauh di batas mimpi. Gemercik hujan yang dengan merdunya mengawali hari dan berduet dengan angin membuatku tidak ingin bangkit dari tempat tidur, kututup mata dengan khidmat dan mulai meraba sekelilingku dengan samar berusaha menemukan kacamataku dan kemudian menatap jendela kamarku. Desahan nafas pagi ini mengawali hari dengan bosannya dan berusaha mencerna lagi bagaimana kita akan melewati hari.

Minggu ini aku tinggal sendiri dan merasa damai hanya ingin berbaring ditempat tidur dan menikmati hari tanpa bergerak, sungguh naif hidupku ini begitu membosankan. Aku harus membuatnya berbeda kali ini, itu sudah pasti aku bertekad akan memikirnya dengan sungguh agar waktu akhir pekanku maksimal untuk kunikmati.

Opsi 1

Mungkin aku bisa berkeliling kota sambil mendengarkan musik dan mencari inspirasi untuk menulis dan sekalian mengambil momen untuk ilustrasi tulisanku. Tapi kumulai dengan pertanyaan di kepalaku;

Bukankah itu sangat melelahkan untuk dilakukan? Kamu hanya akan mendapatkan rasa lelah dari semua itu tanpa hasil yang pasti, apakah kau menjamin dengan berkeliling tanpa tujuan kau akan menghasilkan sebuah tulisan atau sebuah kegiatan yang bermanfaat? Dengan kau berdiam di rumah pun kau bisa berkeliling dalam imajinasimu itu lebih praktis dilakukan, kau bisa menonton berbagai film dan menjelajah tanpa kepanasan dan lelah.”  

Benar sekali, itu sebenarnya bukanlah hal yang bijak karna aku hanya akan beraktivitas tanpa tujuan yang pasti dan aku benci menjadi lelah aku sudah cukup lelah selama pekan ini dan hanya ingin menikmati liburan akhir pekan dengan damai opsi ini mungkin akan kuabaikan.

Opsi 2

aku bisa mengunjungi perpustakaan nasional dan membaca disana mengambil buku yang menarik kemudian meminjamnya, ini adalah yang pasti bukan hanya berjalan tanpa tujuan aku menggumam dengan santainya dan merencanakannya dari pagi hari. Hari Sabtuku dimulai dengan lambat dengan menghemat energi dan membuka berbagai sosial media yang tidak bertujuan membuatku bersosial tapi menjadi semakin apatis, terik matahari meninggi tapi aku terus berpikir ini terlalu pagi untuk beranjak tunggu sampai Matahari agak meninggi. Kemudian sebuah suara dipikiranku bergumam;

“Hei kau harus ingat bahwa perpustakaan di akhir pekan hanya beroperasi hingga jam 4pm, itu artinya jika kau berangkat tengah hari dan sampai setelah satu jam; kau hanya punya waktu 3 jam disana dan itu tidak cukup. Sepertinya opsi kedua juga tidak akan terlaksana karna ini sudah tengah hari, kau hanya bisa memilih buku disana tanpa sempat membacanya.”

Aku gusar karna ketika aku memilih buku untuk kubaca harus ada semacam ikatan dan sesuatu yang membuatku penasaran sekaligus nyaman hingga aku bisa membacanya dengan fokus dan menyelesaikannya. Jadi memerlukan waktu yang lama hingga kita bisa menemukan bacaan yang nyaman dan itu tak akan tercapai hanya dalam waktu 3 jam, aku menggerutu dengan kesal karna salah memperhitungkan waktu yang tepat untuk pergi. Bagiku waktu yang tepat sungguhlah sulit aku selalu kesusahan untuk memperkirakannya (time blindness). 

Naskah yang terlintas dipikiran orang yang terlalu nyaman dengan keheningan dan energi sosial yang habis ketika akhir pekan. Dulu kala 3 tahun ke belakang aku mungkin orang masih aktif untuk berkeliling dan bersosialisasi, tapi seiring waktu dan pandemi menyerang segalanya seakan berubah. Pernahkah kalian merasa tidak menjadi dirimu setelah beberapa waktu?

How’s was your days? Its just a day for now.

 

 

25 Sep 2023

[PART 1] MEMOAR KECIL : BAPAK

saya ingat saat kecil seringkali bermain dan diasuh oleh kakek dan nenek dari pihak ibuku, saya memanggil mereka dengan sebutan Bapak dan Mamah. saya kala itu masih satu-satunya cucu perempuan pertama di keluarga ibuku sehingga apa yang kesebut akan diikuti oleh semua adik dan sepupuku di masa depan.Ibuku mengajar SD dari pagi sampai sore mulai hari senin hingga sabtu, Bapak dan mamah seringkali mengurusku bergantian dengan nenek dari pihak ayahku. Bapak dan mamah bertani, berkebun mereka mengurus padi, kebun, ikan, ayam semua mereka lakukan bahkan bapak punya alat penggilingan kelapa dan singkong sehingga orang-orang di kampung acapkali berkunjung ke rumah bapak setiap harinya.

Bapak adalah seorang pekerja keras, sepanjang ingatanku bapak melakukan semua yang dia bisa tak pernah sehari pun beliau menganggur; bapak seringkali bergurau kalau tidak bekerja beliau malah sakit badan. Beliau juga orang yang senang bergaul dan bergabung dalam acara keagamaan di kampung dan salah satu pelopor salah satu ormas sehingga beliau juga dihormati kala itu. Walaupun bukan orang yang hangat dalam berbicara dan bercerita tetapi beliau selalu memberikan apa yang diinginkan oleh cucunya. saya ingat sebelum masa sekolah dasar, ketika ada penjual keliling dan uang dari ibuku habis lalu akan lari ke bapak atau mamah dan meminjam uang yang tentu saja mereka berikan dengan cuma-cuma 🙂.

Saya sering ikut dalam kegiatan Bapak, salah satunya adalah memancing. Setelah memancing, kami biasanya akan memotong tebu yang tumbuh di sekitar kolam dan memotongnya menjadi potongan kecil, saya bersama sepupu akan mengunyahnya perlahan sambil menikmati manisnya tebu di bawah sinar matahari terik. Terkadang kami para cucu bermain di sawah atau kolam, semuanya dibebaskan tak ada larangan kami tak boleh bermain kotor atau tidak. Rumah bapak berdekatan dengan adik perempuan dan laki-lakinya sehingga sayapun kerapkali dijaga oleh nin dari bapak (beliau adalah orang berjasa dan banyak yang kusesalkan dalam kepergiannya). 

"Dalam hal kemampuan menggunakan tenaga dan kreativitas, tidak ada yang bisa menandingi Bapak. Bahkan, beliau mampu mengubah halaman rumahku menjadi seperti taman dengan beragam tanaman yang sangat indah. Jika ada kontes merawat dan menata tanaman, saya yakin Bapak pasti akan menjadi juara. Bapak memiliki keahlian dalam menanam pohon boxwood (buxus) dan merangkainya sampai setinggi  ±2 meter kemudian membentuknya menjadi berbagai bentuk menara kecil yang memukau. Ketika baru saja dipangkas dan dibentuk, tanaman ini sangat cantik.


ILUSTRASI GAMBAR

Selain itu, Bapak juga menata tanaman buxus yang lebih rendah menjadi seperti pagar yang mengelilingi halaman. Ketika musim hujan tiba, halaman akan menjadi hijau dan menyegarkan, sangat indah untuk dilihat. Bahkan gerbang samping rumahku juga tak luput dari keahlian Bapak. Beliau menanam garlic vine yang menjalar di atas gerbang, membentuknya melengkung dan Ketika bunganya mekar, warna ungu yang indah dan rindang menciptakan pemandangan yang memukau. Saat melewati gerbang samping, rasanya seperti masuk ke dalam negeri dongeng, meskipun harus diingat bahwa bunganya memiliki aroma yang kurang sedap, jadi hanya enak untuk dipandang 😂.

ILUSTRASI GAMBAR

Kolam ikan kami selalu subur di tangan Bapak. Kami sering mengurasnya untuk hajatan di kampung, dan ikan yang dihasilkan selalu besar. Di bagian belakang halaman rumah, terdapat berbagai jenis tanaman seperti sosim, sereh, pohon pisang, dan singkong - semuanya tumbuh subur. Di rumah Bapak, bahkan ada sebuah pohon jambu yang lebat. Ketika saya masih kecil, saya sering memanjatnya dengan gembira."

"Kami juga sering melakukan perjalanan jauh bersama. Pamanku menikah dan rumah istrinya berada jauh di atas gunung, sehingga setiap beberapa bulan, kami akan mengunjunginya. Desa tempat mereka tinggal terletak jauh di atas gunung, dan perjalanan menuju kesana benar-benar menegangkan. Bahkan, tanjakan Nagreg yang terkenal pun terasa tidak seberapa dibandingkan dengan jalanan ini.

Kami harus menggunakan ojek motor untuk kesana dan melewati setiap tanjakan, beberapa di antaranya ada yang melingkar, bahkan ada yang kemiringan tanjakannya hampir mencapai 45 derajat. Jalur tersebut berbatu dan berliku-liku. Saat itu, saya selalu berdoa ketika melintasi tanjakan dan turunan, karena rasanya seperti nafas kita terhenti sesaat (seakan-akan naik roller coaster, haha). Perjalanan itu melelahkan, tetapi tak sekalipun Bapak dan mamah mengeluh. Beliau selalu bersedia melakukan perjalanan jauh untuk mengunjungi menantu dan cucunya dengan senang hati."

"Suatu siang, kami sekeluarga baru saja mengunjungi seorang saudara yang sakit. Setelahnya, kami memutuskan untuk pulang dan berjalan kaki sejauh beberapa kilometer di bawah terik matahari. Bapak, bagaimanapun, memutuskan untuk memotong jalan pintas melalui persawahan, yang saat itu hanya tampak seperti hutan dan ladang. Meskipun kami tidak melihat jalur yang jelas, saya dan sepupu mengikuti Bapak untuk waktu yang cukup lama. Kami berjalan di antara tanaman padi, merasakan matahari yang menyengat, dan akhirnya, kaki kami dipenuhi dengan jejak rumput liar. Pada saat itu, yang kami rasakan adalah kelelahan dan rasa gatal di kaki. 

Namun, sekarang saya bisa merasakan sensasi lain dari kenangan ini. Saya dapat mencium harum tanah dan menikmati pemandangan yang memanjakan mata. Bukankah ini sangat mengagumkan? Waktu berlalu, dan saat matahari mulai turun ke peraduan, kami tiba di persawahan di selatan kampung, yang berdekatan dengan kuburan keluarga dan di bawah pohon besar yang kami kenal dengan sebutan 'pohon Bunut'.

Cerita-cerita diatas adalah sebagian kenangan yang kuingat dengan samar, sebuah kenangan yang hidup di pikiranku dalam waktu yang lama. Bapak telah meninggal ketika saya kuliah, bertahun sakit dalam jangka panjang telah membuat tubuhnya begitu menderita. Bapak selalu melakukan pekerjaan seumur hidupnya, tentu berbaring di tempat tidur sangat menyakitkan tapi beliau saat ini telah tenang kembali ke yang Maha Kuasa.

 

 


2 Mei 2023

THE BLUE BIRDS STORY

 


Ada sebuah dongeng dari Eropa tentang “Blue Bird”

Tentang sepasang kakak beradik

Mereka melalui berbagai cobaan untuk mencapai kebahagiaan itu

Berkelana jauh untuk sebuah kebahagiaan

Tetapi ..

Kebahagiaan mereka adalah sebuah burung biru

Burung biru di rumah mereka

Sebuah kebahagiaan yang kau cari dengan susah payah

Mungkin berada di dekatmu

Kau hanya harus membuka matamu

Dan menatap sekelilingmu

Adakah sesuatu yang kau lewatkan?

Karna hari berjalan dengan panjang

Terkadang bahkan kicauan burung di jendela bisa membuat kau damai

Sesederhana itulah rasa bahagia.

 

3 Jan 2023

Jangan Berhenti Bermimpi

Angin berhembus begitu riuh

Pagi yang damai

Matahari memulai hari dengan cerahnya

Manusia berkejaran dengan waktu untuk hidup

Ada mimpi di setiap deru nafas

Membuncah dengan semangat pagi

Begitulah hidup

Ada mimpi yang terus berjalan

Membawa manusia berlari tak terhingga

Kicauan burung meracau bersaing dengan bising jalanan

Semesta berotasi tiada henti membawa setiap harapan

Harapan dan mimpi 

Beriringan dengan mesra 

Ada sebuah kutipan 

"Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu" 

Disinilah aku sekarang menulis sebuah mimpiku

Aku ingin menulis!! 

Menulis mimpi dengan memulai sebuah sarapan di pagi hari

Sebuah sarapan bisa kau lakukan menjelang siang

Tak ada yang terlambat selagi kau lapar dan kenyang dengan asupan makanan

Begitupun dengan sebuah mimpi

Tak ada yang terlambat

Ayo kita bermimpi 

Mulailah dengan menulisnya dalam benakmu

Kau akan merasa hangat

Dan tersenyum mengingat semua mimpi yang kau bayangkan akan terjadi

Di halaman ini kau harus berdamai dan memulai lembaran baru

Dengan senyuman 

Berbahagialah

Karna bermimpi membuat kita berharga 



27 Okt 2022

Anti Hero

 "Its me

Hi

Im the problem its me" 


Ketika kamu sendiri dan melihat sekeliling hanya angin dan hampa 

Kau akan mulai berpikir kau adalah sumber dari semua hal yang kau rasakan

Tenang

Tarik 

Napas

1, 2, 3....

Terkadang aku mengulang hal ini

Berkali dalam suasana hati yang disetir oleh udara 

Derai air yang tak mampu kubendung

Maaf untuk diri yang tak kunjung kubenahi

Bertahun lalu

Aku berujar " aku ingin pergi ke tempat yang sama sekali asing bagiku, mengenalnya dari awal hingga aku bisa hidup didalamnya dan tak perlu takut menjadi diriku yang lainnya" 

 Hingga bertahun kemudian

Aku menjadi asing terhadap tempat ini

Menjadi asing di tempat aku lari dari dunia yang dulu

Ironis

Ketika kau mulai bertanya kepada dirimu sendiri

Apa poin yang kau dapat dari "menjadi baru" 

Ketika kau bahkan tak bisa membebaskan dirimu 

Dari dirimu sendiri

Ketika kau bercermin kau tetaplah kamu 

 Tuhan.. 

Aku 

Merasa kabur akan pandangan terhadap diriku sendiri

Aku ingin selalu  manjadi orang yang berbeda agar terlihat atau menjadi tak terlihat pada akhirnya

Antiklimaks

"The point of losing yourself is you being an antagonis" 

Aku tak pernah menjadi pemenang bahkan terhadap diriku sendiri

Dualisme rasa

Menyisakan duka tak berujung. 



10 Sep 2022

25 LIFE ON OR 30 LIFE ON




Bagaimana sebuah angka menjadi momok yang menakutkan bagimu? 

Umur mungkin adalah sebuah angka, tapi ternyata tubuhmu pun punya masanya sendiri

Kita boleh bersombong tidak memedulikannya

Tapi apa daya alam semesta mempunyai aturannya sendiri

Bagaimana kau akan berkompromi dengannya

Sedangkan kau seakan melawan dunia di alam nyata

Kita berdebat tentang bagaimana menjadikan dunia menjadi lebih baik

Sedangkan alam semesta dan dunia tak pernah sekalipun melambat bersamamu

Tentu bagi orang yang sangat mandiri, umur menjadi momok nyata yang menakutkan

Aku terkadang berpikir bagaimana kebebasan yang aku dapatkan ini seakan menjadi tembok tinggi

Yang menghalangiku bersatu dengan alam semesta yang seutuhnya

Ini adalah pikiran absurd ku

 Ketika persahabatan bahkan padam ditelan waktu

Ketika pekerjaan menjadi satu-satunya alasan kau berjalan

Ketika bahkan kehidupan cintamu seakan lenyap

Kau berjalan dengan gravitasi konstan

Cahaya matahari yang menemani harimu

Cahaya bulan yang menyelimutimu

Bahkan tulisan inipun tidak punya tujuan

Rasanya hidup begitu membosankan

Akulah yang membosankan

Apakah tidak ada orang yang ingin memanfaatkan keberadaanku ini? 

Hahaha

Aku hanya tertawa memikirkannya

Bahkan ketika kau bosan pikiran itu hinggap dikepala aroganmu

Bahkan ketika tulisan ini hanya dibaca segelintir orang yang tersesat

Mungkin hanya aku sendirilah yang membacanya

Ketika orang dikehidupan nyataku membacanya mungkin mereka akan berpikir

Aku adalah orang kesepian yang menyedihkan

Mereka akan membaca dengan kerutan dahi dan tentu dengan kata andalanya

"sudah kubilang, dia seharusnya..." 

Aku membenci orang mengomentari hidup orang lain

Tetapi aku iri dengan kehidupan mereka yang terasa hidup dimataku

Kehidupan yang sederhana yang berjalan beriringan dengan semestalah yang kuinginkan

Tetapi hasrat manusiaku selalu ketakutan 

Ketakutan harus hidup berbagi pikiran dengan orang lain

Ketakutan yang aku ciptakan

Aku memilih menjadi lilin yang menerangi dan hilang ditelan gelap

Aku bahkan ingat ketika seorang bertanya

"mengapa kau ingin menjadi lilin?" 

Aku ketika itu menjawab

Aku tak ingin menjadi pusat perhatian, aku benci ketika orang memberi tatapan, 

Aku tergagap ketika orang terdiam saatku bicara

Aku, aku dan aku

Ya Aku

Aku dan tulisanku

Isi pikiran randomku di malam minggu. 


Ini adalah serangkaian caraku mengingat apa yang aku rasakan setelah aku menyelesaikan kan sebuah series ☺️ klik ini buat info lengkap seriesnya. 


13 Agu 2022

THE LONG BALLAD


Perjalanan yang panjang ini

Kulalui dengan penuh rintangan

Tangisan disetiap tempat yang kutemui

Rasanya bahkan air mata ini belum mengering sepenuhnya

Aku bertumbuh

Seiring dengan cerita yang bergulir

Ada keegoisan dan amarah pada awalnya

 Tetapi setiap orang yang kujumpai mengajarkanku ada hal lain selain dendam

Ada kehidupan yang berharga sekalipun itu musuh

Aku menangis kembali dengan penyesalan 

Atas takdir yang tak bisa kuubah

Ketika kekuasaan bagian dari cobaan perjalanan panjang ini

Kau bertemu dengan orang yang memedulikanmu 

Bukan dengan latar belakangmu

Aku sempat terpuruk dan menyerah kemudian menghilang

Tetapi dunia tak berhenti berputar

Perjalanan melalui kesedihan menguji apa yang bisa kulakukan 

Sampai batas maksimal

Setiap ending yang pada akhirnya menjadi babak baru diluar naskah penulis. 


Ini adalah serangkaian caraku mengingat apa yang aku rasakan setelah aku menyelesaikan kan sebuah series ☺️ klik Disini buat info lengkap seriesnya


16 Mei 2022

Unconnected Life


Rasanya aku terputus dari dunia

Bagaimana caranya aku dapat terhubung kembali? 

Di zaman ini banyak media sosial yang dapat menjadi jembatan penghubung manusia

Tapi bagiku, rasanya semua seakan terputus

Aku hanya hidup di duniaku

Di sosial media tanpa nama

Rasanya seakan ramai, orang berbincang tentang kehidupan 

Dan aku bagian dari dunia maya mereka yang menjadi penonton

Tapi di duniaku, aku seakan mati tanpa tanda kehidupan 

Rasanya kemajuan zaman dalam teknologi ini menjadi pertanyaan lain dalam benakku

Apakah itu menjadi jembatan penghubung dunia, ataukan menjadi tembok penghalang bagi orang sepertiku? 

Aku terjebak di dunia itu dan menjadi nyaman tanpa berinteraksi dengan orang-orang

Dulu aku bersyukur karna dengan kemajuan ini membantuku berkomunikasi tanpa harus berbicara 

Berkomunikasi tanpa menunjukkan muka tanpa harus bersuara dengan wajahmu

tapi terkadang aku merasa aku merasa merindukan diriku yang lalu ketika masih banyak bersuara dengan lantang dan malu-malu

Karna aku merasa hidup :) 

Kini aku merasa sesak

Aku merasa kesulitan menghubungkan semua hal ini

Semua seakan tak terasa menyenangkan 

Jantungku tak berdegup dengan riang

Apakah itu masih terasa hidup? 

Sejak kapan semuanya menjadi salah? 

4 Feb 2022

Liberation Note

 Entah kenapa aku ingin mengetik kembali

Keinginanku menulis datang dan pergi

Apakah hidup selalu membosankan? 

Aku ingin hidup yang meriah tapi jiwaku hanya ingin yang hening

Energiku terkuras dengan cepat seperti es di siang terik

Dan menjadikannya es juga membutuhkan waktu

Apakah akan berbeda ketika kau hidup di tempat yang berbeda? 

Apakah akan berbeda jika kau terlahir lebih lambat

Aku selalu bertanya pada lembaran kertas dan file kosong di depanku

Semua pertanyaan yang berbalik kujawab dengan anggukan

"semua akan berbeda tentu saja, tapi sepertinya perasaanmu akan tetap sama

Apa yang akan membuatmu berbeda? 

Aku bosan, tetapi menjalani hidup saja melelahkan

Apakah ada yang bersamaku? 

Merasa bosan tapi selalu kelelahan dengan manusia 

Aku hanya tertawa dalam angan

Sungguh jiwa yang egois

Tapi tolong jangan berusaha menilaiku

Ini catatan kebebasanku 

Kemudian aku tersadar, siapa yang kan menilaimu? 

Aku hanya bisa tertawa.. Kau tak peduli dengan orang lain

Apakah akan ada yang memedulikanmu? 

Hukum manusia itu "give and take" 

Kau berbicara seolah ada yang akan menilaimu, 

Tetapi kau lupa orang menilaimu ketika mereka "peduli" 

Dan ketika kau orang peduli kau pun harus menunjukkan usaha yang sama 

2 Nov 2021

Semesta mendengar

 Aku tercekat

Aku teriak

Jiwa ini lemah, 

Aku berpikir keras apa yang terjadi

Padahal itu hanya  skenario di kepalaku

Aku membodohi diri dan berpikir segalanya memburuk

Oh Dunia... 


Aku hanya anak kecil tersesat

Bisakah kalian lebih ramah 

Tidak mungkin, Dunia bukan hanya berputar untukmu

Bumi berotasi selama 24 jam 

Dan tidak melambat hanya utuk jiwa lemahmu

Aku bertanya pada diri

Dan dirikulah yang menjawab dengan buruknya, 

Bisakah kau lebih baik terhadap hatimu sendiri? 

Dia hanya ingin mendengar kata-kata yang baik

Hatimu memang lemah, biarkan dia bernafas

Pikiranmu hanya terlalu luas, dan memperkeruh suasana dalam kepalamu

Sel-sel dalam kepalamu sedang berperang

20 Sep 2021

Review Film : Wadjda

Review film kali ini sih murni memang pengen bahas film timur tengah, rasanya jarang banget nonton film produksi timur tengah di layar kaca ataupun di platform semacam netfilx. Dulu pernah nonton children of heaven dan Turtles can fly, nah sekarang pas cari-cari di netflix ternyata memang ada beberapa film timur tengah dari Saudi arabia, Mesir, tidak banyak memang kebanyakan justru film tersebut tidak syuting di timur tengah. 


Kemudian nemu nih sejenis children of heaven, judulnya Wadjda (bahasa Arab: وجدة) adalah sebuah film kolaborasi Arab Saudi-German pada tahun 2012 yang ditulis dan disutradarai oleh perempuan bernama Haifaa al-Mansour. Film ini sebetulnya dibangun dengan ide yang simple, yaitu seorang anak perempuan ingin membeli sepeda dan ingin berlomba dengan seorang anak laki-laki yang merupakan teman sekaligus tetangganya. Tetapi karna budaya dan agama, Wadjda tidak bisa membelinya dengan mudah. Dia tidak diberikan uang untuk membelinya dan dilarang mengendarai sepeda oleh ibunya karna di Saudia tidak ada perempuan yang bersepeda.

12 Sep 2021

Manakala Senja


Senja manakala sore

Menemani para pencari jejak kehidupan dalam setiap langkah

Senja yang pilu hari ini

Lembayung menghiasi senja 

Adakalanya hati ini terbuai senja yang menawarkan racun 

Racun bahwa hari sudah selesai

Senja yang memabukkan 

Ratapan sunyi sembari gelap menemani

Ada hidup yang berputar dengan siklus yang sama

Terus berputar sesuai arah jarum jam

Berharap jarum jam akan berbalik arah

11 Sep 2021

YANG GALAU YANG MERACAU

Masih tentang buku, kali ini aku membahas buku yang terbit sekitar 10 tahun yang lalu tentu bukan buku yang sangat terkenal seperti laskar pelangi tetapi buku ini membuka jalanku untuk menulis semua kegelisahan dan keresahan dalam bentuk fiksi.

Buku ini berjudul "YANG GALAU YANG MERACAU - curhat (tuan) setan" karya Fahd Jibran, dari judulnya saja kita tau bahwa buku ini akan dikategorikan sebagai yang karya yang dekat dengan generasi milenial pada masanya. Buku ini menarik karna berbeda dengan buku sebelumnya aku baca yang biasanya punya plot dan alur dalam ceritanya, walau buku ini dikategorikan sebagai kisah fiksi tetapi gaya penulisannya bebas dan lebih seperti dongeng dan cerita pendek dengan berbagai pertanyaan kritis yang bikin galau. Buku ini dibagi berdasar judul dan tema lengkap dengan soundtrack lagunya, aku rekomendasikan bila kalian ingin membacanya dengarkan bersama lagu yang sedang dibahas dalam tema tersebut.

Setiap tema diceritakan tuan setan dan Rayya selalu memiliki percakapan dan tanya jawab yang alot dan saling bertukar pikiran, rasanya ketika tuan setan mendebat Rayya kita sebagai pembaca juga diberi pertanyaan dan ceramah sama tokoh tuan setan dalam buku ini. Aku sebagai pembaca rasanya diajak bertukar pikiran bersama mereka, asyik banget seolah kita mendadak jadi filsuf hidup. 

10 Sep 2021

Laskar Pelangi

Mari kita berbicara tentang "Laskar Pelangi" yang menjadi bagian dalam " my version of the Greatest Book". 

Banyak daerah di indonesia yang masih jauh dari kata layak bila dibandingkan dengan kota-kota besar dalam hal pendidikan. 

Bahwa kita semua yang mengenyam pendidikan dengan mudah harus bisa mensyukurinya, ketika melihat laskar pelangi kita bisa melihat geliat menuntut pendidikan yang sangat tinggi, bahwa mereka ingin terus berkembang setiap hari pergi sekolah walaupun harus menempuh puluhan kilo bahkan dengan keadaan yang tidak memungkinkan. Tapi yang membuatnya lebih terasa spesial adalah bagaimana mereka menikmati saat-saat bersekolah, bermain dan menjalani kehidupan dengan rasa syukur yang sama seperti kita pada umumnya walaupun dengan semua keterbatasan. Sekolah yang hanya sepuluh orang, kelas yang hampir rubuh yang setiap hujan bocor, dan ketika ujian harus menumpang ke sekolah lain karna kurangnya siswa. 

"Belajar adalah hiburan yang membuatnya lupa pada seluruh penat dan kesulitan hidup. Buku baginya adalah obat dan sumur kehidupan yang airnya selalu memberi kekuatan baru agar ia mampu mengayuh peda menantang angin setiap hari. – Lintang"

"Hidup bisa demikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama. Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya - Pak harfan" 

Ada banyak "Lintang" lainnya di Indonesia yang tidak bisa menikmati pendidikan karna keadaan, tidak tersentuh oleh pemerintah; mereka yang harusnya menikmati masa kecil dan pendidikan tetapi harus dipaksa menerima keadaan.

16 Agu 2021

Kembalinya Asa

 


Setelah sekian purnama

Aku hanya memandangi kertas kosong itu,

Apakah kau akan menulis?

Tanyaku pada diri...

Rasanya hasrat itu sudah tumpul,

Apakah aku bisa kembali mencipta semesta kata?

Aku hanya bisa menyusun kata-kata rumit

Yang bahkan orang bosan dan tak mengerti

Ini hanya racauan, gumaman

Seorang penulis galau

Sudahlah aku hanya ingin posting

Dan mengisi ruang waktu diantara kita.

Saat ini rasanya jengah jika menulis tentang diri sendiri

Biarkan semesta yang bicara