2 Nov 2021

Semesta mendengar

 Aku tercekat

Aku teriak

Jiwa ini lemah, 

Aku berpikir keras apa yang terjadi

Padahal itu hanya  skenario di kepalaku

Aku membodohi diri dan berpikir segalanya memburuk

Oh Dunia... 


Aku hanya anak kecil tersesat

Bisakah kalian lebih ramah 

Tidak mungkin, Dunia bukan hanya berputar untukmu

Bumi berotasi selama 24 jam 

Dan tidak melambat hanya utuk jiwa lemahmu

Aku bertanya pada diri

Dan dirikulah yang menjawab dengan buruknya, 

Bisakah kau lebih baik terhadap hatimu sendiri? 

Dia hanya ingin mendengar kata-kata yang baik

Hatimu memang lemah, biarkan dia bernafas

Pikiranmu hanya terlalu luas, dan memperkeruh suasana dalam kepalamu

Sel-sel dalam kepalamu sedang berperang

20 Sep 2021

Review Film : Wadjda

Review film kali ini sih murni memang pengen bahas film timur tengah, rasanya jarang banget nonton film produksi timur tengah di layar kaca ataupun di platform semacam netfilx. Dulu pernah nonton children of heaven dan Turtles can fly, nah sekarang pas cari-cari di netflix ternyata memang ada beberapa film timur tengah dari Saudi arabia, Mesir, tidak banyak memang kebanyakan justru film tersebut tidak syuting di timur tengah. 


Kemudian nemu nih sejenis children of heaven, judulnya Wadjda (bahasa Arab: وجدة) adalah sebuah film kolaborasi Arab Saudi-German pada tahun 2012 yang ditulis dan disutradarai oleh perempuan bernama Haifaa al-Mansour. Film ini sebetulnya dibangun dengan ide yang simple, yaitu seorang anak perempuan ingin membeli sepeda dan ingin berlomba dengan seorang anak laki-laki yang merupakan teman sekaligus tetangganya. Tetapi karna budaya dan agama, Wadjda tidak bisa membelinya dengan mudah. Dia tidak diberikan uang untuk membelinya dan dilarang mengendarai sepeda oleh ibunya karna di Saudia tidak ada perempuan yang bersepeda.

12 Sep 2021

Manakala Senja


Senja manakala sore

Menemani para pencari jejak kehidupan dalam setiap langkah

Senja yang pilu hari ini

Lembayung menghiasi senja 

Adakalanya hati ini terbuai senja yang menawarkan racun 

Racun bahwa hari sudah selesai

Senja yang memabukkan 

Ratapan sunyi sembari gelap menemani

Ada hidup yang berputar dengan siklus yang sama

Terus berputar sesuai arah jarum jam

Berharap jarum jam akan berbalik arah

11 Sep 2021

YANG GALAU YANG MERACAU

Masih tentang buku, kali ini aku membahas buku yang terbit sekitar 10 tahun yang lalu tentu bukan buku yang sangat terkenal seperti laskar pelangi tetapi buku ini membuka jalanku untuk menulis semua kegelisahan dan keresahan dalam bentuk fiksi.

Buku ini berjudul "YANG GALAU YANG MERACAU - curhat (tuan) setan" karya Fahd Jibran, dari judulnya saja kita tau bahwa buku ini akan dikategorikan sebagai yang karya yang dekat dengan generasi milenial pada masanya. Buku ini menarik karna berbeda dengan buku sebelumnya aku baca yang biasanya punya plot dan alur dalam ceritanya, walau buku ini dikategorikan sebagai kisah fiksi tetapi gaya penulisannya bebas dan lebih seperti dongeng dan cerita pendek dengan berbagai pertanyaan kritis yang bikin galau. Buku ini dibagi berdasar judul dan tema lengkap dengan soundtrack lagunya, aku rekomendasikan bila kalian ingin membacanya dengarkan bersama lagu yang sedang dibahas dalam tema tersebut.

Setiap tema diceritakan tuan setan dan Rayya selalu memiliki percakapan dan tanya jawab yang alot dan saling bertukar pikiran, rasanya ketika tuan setan mendebat Rayya kita sebagai pembaca juga diberi pertanyaan dan ceramah sama tokoh tuan setan dalam buku ini. Aku sebagai pembaca rasanya diajak bertukar pikiran bersama mereka, asyik banget seolah kita mendadak jadi filsuf hidup. 

10 Sep 2021

Laskar Pelangi

Mari kita berbicara tentang "Laskar Pelangi" yang menjadi bagian dalam " my version of the Greatest Book". 

Banyak daerah di indonesia yang masih jauh dari kata layak bila dibandingkan dengan kota-kota besar dalam hal pendidikan. 

Bahwa kita semua yang mengenyam pendidikan dengan mudah harus bisa mensyukurinya, ketika melihat laskar pelangi kita bisa melihat geliat menuntut pendidikan yang sangat tinggi, bahwa mereka ingin terus berkembang setiap hari pergi sekolah walaupun harus menempuh puluhan kilo bahkan dengan keadaan yang tidak memungkinkan. Tapi yang membuatnya lebih terasa spesial adalah bagaimana mereka menikmati saat-saat bersekolah, bermain dan menjalani kehidupan dengan rasa syukur yang sama seperti kita pada umumnya walaupun dengan semua keterbatasan. Sekolah yang hanya sepuluh orang, kelas yang hampir rubuh yang setiap hujan bocor, dan ketika ujian harus menumpang ke sekolah lain karna kurangnya siswa. 

"Belajar adalah hiburan yang membuatnya lupa pada seluruh penat dan kesulitan hidup. Buku baginya adalah obat dan sumur kehidupan yang airnya selalu memberi kekuatan baru agar ia mampu mengayuh peda menantang angin setiap hari. – Lintang"

"Hidup bisa demikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama. Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya - Pak harfan" 

Ada banyak "Lintang" lainnya di Indonesia yang tidak bisa menikmati pendidikan karna keadaan, tidak tersentuh oleh pemerintah; mereka yang harusnya menikmati masa kecil dan pendidikan tetapi harus dipaksa menerima keadaan.

16 Agu 2021

Kembalinya Asa

 


Setelah sekian purnama

Aku hanya memandangi kertas kosong itu,

Apakah kau akan menulis?

Tanyaku pada diri...

Rasanya hasrat itu sudah tumpul,

Apakah aku bisa kembali mencipta semesta kata?

Aku hanya bisa menyusun kata-kata rumit

Yang bahkan orang bosan dan tak mengerti

Ini hanya racauan, gumaman

Seorang penulis galau

Sudahlah aku hanya ingin posting

Dan mengisi ruang waktu diantara kita.

Saat ini rasanya jengah jika menulis tentang diri sendiri

Biarkan semesta yang bicara