Aku kembali melakukan hal nekat lainnya, ini
seperti bukan aku ... ah benar ini bukan aku. Tapi hati kecilku berkata kenapa
mesti merasa aneh dengan pilihanmu sendiri, seperti kau yang salah mengambil
Keputusan saja!!!
Jangan menyesali
Keputusan yang kau buat!!
Ah itu semua gerutuan
sist, aku aneh menatapnya ... dia seperti bukan dirinya merutuki hal yang sudah
dia putuskan ckckck aku bahkan tak mengerti akal pikirannya.
“bob!!! Jangan mengataiku
bodoh.. aku tak menyukainya, aku hanya sedang pusing dengan keadaanku saat ini
hahahaha” bob semakin jengah menatapku .
“aku rasanya menyesali
tindakanku yang terburu-buru mengambil Keputusan, aku terkadang mempertanyakan
kewarasan diriku” aku menggumam dengan lirih “aku juga heran, kenapa
kau terburu-buru mengambil Keputusan ... ingat kau bukan lagi anak ingusan yang
bisa-bisanya kabur jika ada masalah” bob melempar tatapan 1000 watt nya
kepadaku.
“entahlah, ini hanya
egoku bob ... aku memang kekanakan; tapi aku ingin bertanya satu hal padamu
bob” aku dengan pasti menatap matanya
“bob, untuk apa bertahan
jika kau bahkan tidak dibutuhkan??... semua punya sisi egoisnya masing-masing;
akupun seperti itu pertahananku runtuh jika berbenturan dengan harga diri” aku
tertawa dengan mirisnya sambil berlalu dengan gontainya.
“aku tak habis pikir
sist, kau seperti tanpa emosi dari luar bahkan terkadang tampak seperti orang
bodoh yang hanya mengikuti semua perintah orang tapi kau bisa egois seperti ini
juga ... meninggalkan medan perang tanpa peringatan seperti anak kecil yang
lari terbirit-birit dikejar tikus” bob dengan kekehannya berusaha menyamai
langkahku merangkul pundakku dengan erat.
“aku memang bukan dalai
lama yang bisa memberimu kedamaian dengan kata-kataku, juga bukan Mario teguh
dengan kalimat motivasinya tapi percayalah kau tidak melewatinya sendiri ...
hidup penuh dengan berbagai kemungkinan, aku yakin kau akan menemukan
kesempatan lainnya; walau kutau itu akan sulit” bob menepuk-nepuk pundakku
dengan pelan seakan dia ingin memeberiku kekuatan.
Tapi aku membencinya, ya
aku membenci rasa kasihan yang ada di matanya... aku benci dikasihani.
aku hanya meninggalkan
bob, menepis tangannya dan berlalu dengan cepat
Ya itulah sist, dia dengan teori sosial yang dia yakini, egois dan naif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar