Rasanya semua berbeda
akhir-akhir ini, dulu aku menjalananinnya dengan keinginan yang ada pada diriku
sendiri tapi kini aku sadar
Semua tak berjalan
semudah itu,
Aku mungkin masih tak
dewasa, hanya manusia yang terkungkung di dalam tubuh ini
Temanku pernah berkata,
“Kau ingin matamu sembuh?”
Tanya suatu siang
“tentu” jawabku dengan
semangat, tak lupa aku menambahkan tapi tidak dengan obat macam-macam yang
hanya berakhir dengan pengharapan
“benarkah???” selaku
dengan penasaran
“tapi kamu janji harus
menerimanya dengan lapang dan jangan membantah!!!” pesannya tak kalah tegas.
“oke, aku akan
menerimanya.. katakanlah” ujarku dengan santainya.
“kau cenderung ingin
melakukan semua hal sendiri kan? Kau merasa bisa melakukan semua hal sendiri”
ucapnya dengan hati-hati
“what do you mean? “
“iah artinya kamu tidak
membuka diri kepada orang lain dan cenderung berfokus kepada sesuatu hal
sendirian, yah hal semacam itulah”
“aku??? Aku memang kurang
terbuka, aku akui tapi tentang semua hal
sendiri ... sebentar kau dapat darimana teori seperti ini? Ada jurnal ilmiah? Artikel
kesehatan ? atw jurnal psikologis yang menjelaskannya? Aku memberondongnya
dengan berbagai pertanyaan.
“slow down sis!!! Nah its
you!! Kamu bahkan tidak mendengarkanku ckckck bahkan semua pembicaraan ini
belum berakhir .. kamu sudah segitu curiganya padaku. Kau berlebihan !!”
“ahh maaf, kebiasaan ...
aku hanya tak biasa menelan mentah-mentah teori asing “ aku terkekeh malu
mengakui apa yang ia katakan ada benarnya.
“oke aku berkacamata
minus tinggi, aku tidak terbuka, dan ingin semua sendiri, nah its me”
“dont be selfish dude,
kamu hanya menutup diri dan menyebabkan tekanan pada syaraf matamu, itu yang
aku dengar dari seorang peneliti ... aku memang tak bisa menunjukkan jurnal
ilmiahnya padamu karna peneliti ini baru melakukan proses analisis dan percobaan
terhadap beberapa penderita” dia berujar dengan santai.
“begitukah? Membuka diri?
Ah tak semudah itu .. itu sudah menjadi bagian diriku “ aku menggerling dan
mengusap tengkukku.
“itu .. itu .. kau
bahakan tak mendengarkan saranku dan berkelit dengan alasan”
“tapi itu tak mungkin
satu-satunya faktor mataku minus, semua hal punya penjelasan logisnya sista”
aku kembali berkelit dengan lihainya.
“oke terserah padamu!!!!”
Semudah itu?
1 komentar:
Aku baru tau lho tentang perkataan temenmu itu. Mungkin kalau sembuh mah ga, kalau ga bertambah minusnya mah bisa aja.. Di coba dulu yuk, aku juga minus nih, :))
Posting Komentar