Aku
menemukannya terseguk-seguk menangis sendiri disamping jembatan, melihatnya seakan-akan
aku tersedot ke dunianya, dunia kelam yang ia huni sendiri.
Aku
menghampirinya dan bertanya “ kau tidak apa-apa?”
Dengan
mata sendunya ia menatapku, dan kembali menangis tersedu-sedu dengan kerasnya
sambil memeluk boneka yang menutupi seluruh wajahnya.
Aku
diam dan terpaku, apa yang terjadi? Pikirku... selama ini dia hanya bercerita
bahwa ia tak percaya dengan dirinya dan bagaimana ia tak menikamati hidupnya,
apakah itu yang terjadi hari ini? Sebanyak apa hal itu melukai batinnya hingga
bisa membuat dia menangis sejadi-jadinya seperti ini, aku bahkan bisa merasakan
kepedihan dari tangisannya.
“Bob
... Are you okay?” aku mencoba kembali bertanya dengan hati-hati.
“Aaa...ku tak tahu sist, aku hanya
merasakan sakit yang teramat sangat, batinku terluka ... jiwaku mungkin akan
terancam... apakah kau pernah memikirkan untuk menabrakan dirimu di jalan
ketika kau putus asa? Atau berusaha untuk menghilang? Saat ini itu yang aku
inginkan...” terbata-bata dia mulai membuka mulutnya
dengan enggan.
“Separah
itukah bob? Aku mungkin hanya menjalani prosesi biasa kalo ada masalah, yah
seperti kamu tahu ... berbicara denganmu dan mencari solusi terbaik” aku
berujar dengan halus.
“aaaaahhh ... apakah ini yang tuhan
yang berikan ketika aku meminta sebuah kekuatan ... ketika aku meminta
kesabaran ... sebuah masalah agar aku bisa belajar???? Apakah begitu sist? Aku
bahkan aku hampir tak bisa bernafas tercekik oleh orang-orang yang menghakimiku
dengan seenaknya ... saat aku tak bisa belajar dengan baik untuk yang satu ini”
dengan
frustasi dan air mata berurai dia menatapku, menunggu jawaban lain dariku.
“Tenang
bob, hidup memang terkadang seperti ini ...tidak seperti yang kita inginkan,
mungkin kau saat ini akan melewati salah satu episode gelap dari mozaik
perjalannmu” ujarku dengan positif.
“sist, kau tak mengerti ... aku
hanya tak ingin dihakimi tanpa aku bisa memberikan penjelasan, bahkan membuka
mulutku untuk sepatah kata pun aku tak bisa” sesalnya
dengan tangisan tanpa suara, sungguh menyayat kalbuku. “Apakah aku tak berhak bicara sist? Apakah aku tak berhak hidup dengan
layak? I’m human too,sist!!! Aku juga punya rasa buat marah, untuk kesal dan
mengelak!!! Apakah ini ADIL ketika mereka menentukan hidupku, mereka bukan
tuhan!! Mereka hanya antek-antek devil yang hanya bisa mencerca orang dengan
seenaknya...” tangisnya benar-benar terhenti dan terganti dengan kemarahan
dimata merahnya.
“peran
antagonis di episode ini sangat banyak sist, aku hanya menjadi protagonis yang
kalah... dan ini salah satu episode tergelap-KU ”
“Bob, setiap orang punya
episode-episode yang bahkan kau tak bisa bayangkan ... semua hal itu alami, kau
akan menjalani ini dengan baik pada akhirnya, be strong bob ! ”
ucapku dengan senyum kaku, menasehati
diriku yang lainnya.
My notes :
Setiap orang punya
karakter diri yang berbeda antara satu dan lainnya, bahkan beberapa orang
beberapa karakter dalam dirinya ... seperti sisi baik dan sisi buruk. Ingat
sybill? Atau billy dengan 24 karakternya? Ehm, sepertinya itu secara psikologis
terlalu parah tapi jika alterego pasti semua orang punya di setiap moment-nya,
begitupun aku ... “Sist and Bob, side of me” ( kisah lain-KU)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar