3 Nov 2012

[Story] Jawaban untuk "Sista Di Ujung Siang"


Siang yang terik, udara yang menghangat tapi diselingi awan mendung jauh di barat langit ... membuatku bergegas untuk pulang. Perjalanan terasa memanjang melewati lorong-lorong kelas yang sepi walau sebenarnya tidak semua kosong hanya sepi sesekali, kami berjalan beriringan berceloteh tentang banyak hal. Sista tiba-tiba berujar aku tadi malam tiba-tiba memikirkanmu...” dengan ekspresi serius santainya.

“benarkah? So sweet ... kenapa begitu tiba-tiba? Hal yang baikkah? Atau ...” aku mencecarnya dengan berbagai statement dan mengakhirinya dengan sebuah potongan kata.
“aku kira sepertinya kau berfirasat buruk tentangku, bukan begitu sist? “ aku melanjutkan dugaanku tentang firasat yang dia dapat. “ yeah not good memang, entahlah begitu tiba-tiba ... kemarin kau terlihat sangat tidak bersemangat, terlihat sangat lelah “ dia berkelakar tentang pikirannya.
 
 Flashback~ yesterday, at canteen
“hey, how are you? Keliatannya tidak baik, banyak pikiran? Ada masalah?” sista menegurku di tengah lunch season kami.
“apakah terlihat seperti itu? Sangat jelaskah?” aku tertawa sesaat dengan pertannyaannya yang begitu tiba-tiba dan sangat mengena. “nothing special ..” ungkapku sambil tersenyum akhirnya, mengakhiri sesi tanya jawab tentangku.

“apa yang akan terjadi padaku yah? Akhir-akhir ini memang terasa berat” seperti apa ekspresiku, aku pun tak mengetahuinya.

“Seharusnya kau bisa lebih terbuka, bercerita tentang apa yang kau rasakan, jangan menyimpan masalahmu sendiri” Sista menasehatiku dengan beberapa kata aadalannya, tapi kalian tau sendiri kawan, soal yang satu ini aku paling egois dan keukeuh “its my private” teguhku dalam kalbu.

“ aku sudah katakan sist, tak ada yang perlu aku katakan ... tak ada masalah besar ... bahkan aku pun tak tau apa yang menjadi masalahku .. hahha” ujarku dengan tawa membahana.

“your mean? “ dia sekali lagi mengerutkan keningnya, tidak mengerti apa yang aku bicarakan.

“kamu ngomong bahwa aku jangan menyimpan masalahku sendiri, nah masalahnya its not a problem hanya aku saja yang terlalu mempermasalahkan beberapa perkara yang sebenarnya sepele” mimik mukaku berubah menjadi serius cederung tertekan sepertinya. “hanya bercerita tentang apa itu? Apakah begitu sulit bagimu? “ sekali lagi dia mengerutkan keningnya, tak habis pikir tentang karakter yang aku punya.

“menurutmu itu memang mudah, bagiku? Manusia tak selalu sama sist, aku memang mempunyai karakter yang payah ‘it my think’ sangat introvert kalau menyangkut masalah pribadi, hanya Tuhan dan aku yang tau tentang semua ceritaku, baik itu senang, sedih, tangis, tawa, bahagia, jatuh, bangun ... aku selalu berpikir manusia selalu bisa berpaling, manusia bisa saja tak memahami, manusia bisa saja tak mendengar apa yang kita ungkap, aku paham bagaimana rasanya ketika seseorang bercerita, kadang ada rasa amazing, haru, dan banyak hal lainnya ......aku hanya meghindari hal terburuknya” kalimat yang menggantung, aku mencuri pandang melihat air mukanya ... apakah sista akan berbalik dan memunggungiku dengan bosannya?. Entah apa yang ia pikirkan, itu kataku sist ... memang menangis tanpa suara sangat menyakitkan ... tapi lebih sakit kalau kita terlihat lemah .. terimakasih kau telah bertanya padaku itu sangat berharga, memang terlihat sepele tapi kepedulian selalu jadi antibiotik bagiku daripada terlihat tak peduli J.


- Keep smile, dont always save your problem your self - @sista


Tidak ada komentar:

Posting Komentar