Siang yang terik, udara yang menghangat tapi diselingi awan mendung
jauh di barat langit ... membuatku bergegas untuk pulang. Perjalanan terasa
memanjang melewati lorong-lorong kelas yang sepi walau sebenarnya tidak semua
kosong hanya sepi sesekali, kami berjalan beriringan berceloteh tentang banyak
hal. Sista tiba-tiba berujar “ aku tadi malam tiba-tiba memikirkanmu...”
dengan ekspresi serius santainya.
“benarkah? So sweet ... kenapa begitu tiba-tiba? Hal yang baikkah? Atau
...” aku mencecarnya dengan berbagai statement dan mengakhirinya dengan
sebuah potongan kata.
“aku kira sepertinya kau berfirasat buruk tentangku, bukan begitu
sist? “ aku melanjutkan dugaanku tentang
firasat yang dia dapat. “ yeah not good memang, entahlah begitu tiba-tiba
... kemarin kau terlihat sangat tidak bersemangat, terlihat sangat lelah “ dia
berkelakar tentang pikirannya.
Flashback~ yesterday, at canteen
“hey, how are you? Keliatannya tidak baik, banyak pikiran? Ada masalah?” sista menegurku di tengah lunch season kami.
“apakah terlihat seperti itu? Sangat jelaskah?” aku tertawa sesaat dengan pertannyaannya yang begitu tiba-tiba dan sangat mengena. “nothing special ..” ungkapku sambil tersenyum akhirnya, mengakhiri sesi tanya jawab tentangku.
“apa yang akan terjadi padaku yah? Akhir-akhir ini memang terasa
berat” seperti apa ekspresiku, aku pun tak
mengetahuinya.
“Seharusnya kau bisa lebih terbuka, bercerita tentang apa yang kau
rasakan, jangan menyimpan masalahmu sendiri” Sista menasehatiku dengan beberapa kata aadalannya, tapi kalian
tau sendiri kawan, soal yang satu ini aku paling egois dan keukeuh “its my
private” teguhku dalam kalbu.
“ aku sudah katakan sist, tak ada yang perlu aku katakan ... tak
ada masalah besar ... bahkan aku pun tak tau apa yang menjadi masalahku ..
hahha” ujarku dengan tawa membahana.
“your mean? “ dia
sekali lagi mengerutkan keningnya, tidak mengerti apa yang aku bicarakan.
“kamu ngomong bahwa aku jangan menyimpan masalahku sendiri, nah
masalahnya its not a problem hanya aku saja yang terlalu mempermasalahkan
beberapa perkara yang sebenarnya sepele”
mimik mukaku berubah menjadi serius cederung tertekan sepertinya. “hanya
bercerita tentang apa itu? Apakah begitu sulit bagimu? “ sekali lagi
dia mengerutkan keningnya, tak habis pikir tentang karakter yang aku punya.
“menurutmu itu memang mudah, bagiku? Manusia tak selalu sama sist,
aku memang mempunyai karakter yang payah ‘it my think’ sangat introvert kalau
menyangkut masalah pribadi, hanya Tuhan dan aku yang tau tentang semua
ceritaku, baik itu senang, sedih, tangis, tawa, bahagia, jatuh, bangun ... aku
selalu berpikir manusia selalu bisa berpaling, manusia bisa saja tak memahami,
manusia bisa saja tak mendengar apa yang kita ungkap, aku paham bagaimana
rasanya ketika seseorang bercerita, kadang ada rasa amazing, haru, dan banyak
hal lainnya ......aku hanya meghindari hal terburuknya” kalimat yang menggantung, aku mencuri pandang melihat air mukanya
... apakah sista akan berbalik dan memunggungiku dengan bosannya?. Entah apa
yang ia pikirkan, itu kataku sist ... memang menangis tanpa suara sangat
menyakitkan ... tapi lebih sakit kalau kita terlihat lemah .. terimakasih kau
telah bertanya padaku itu sangat berharga, memang terlihat sepele tapi kepedulian
selalu jadi antibiotik bagiku daripada terlihat tak peduli J.
- Keep smile, dont always save your problem your self - @sista
Tidak ada komentar:
Posting Komentar