Woo:
Umurku belasan tahun waktu itu, saat itu aku menginginkan sesuatu
dan menulisnya dalam sebuah lembaran cerita, dalam sebuah harapan “aku ingin
satu sekolah dengannya”. Hal itu memang muluk tapi aku selalu
menginginkannya, selalu berharap, terkadang menghayalkannya, begitu kekanakan, pada akhirnya aku menghabiskan masa-masa
sekolahku tanpa harapan yang tak pernah terjadi. Tetapi ketika aku tak
menginginkannya, harapan kecilku ini merusak segalanya ...
-Tuhan tahu tapi menunggu- Leo Tolstoy
Leo:
Aku tak pernah berpikir tentangnya, tapi setiap aku berlibur ke
kampung halaman buyutku dialah yang kucari. Bermain sepuasnya sampai kelelahan seakan
tak ada hari esok untuk bermain. Selalu berulang setiap kali aku datang ke sana, bermain dan bermain, sampai pada usia kami menginjak belasan tahun, aku tak
pernah punya kesempatan lagi untuk datang ke sana, tak ada alasan bagiku. Disanalah
kisah terhenti antara kami, sampai pada suatu saat ...
-Hidup sangat menarik, seperti labirin !! kau bisa tersesat, tapi
kau juga bisa menemukan jalan keluar walau dengan cara yang ajaib- I . Juan Andreas
“Ada benang merah nasib diantara kami, tanpa kami sadari itu semua berhubungan bahkan lebih rumit dari apa yang kami tau.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar