Dia berbaring
di hadapanku, seperti biasa hari ini jadwal konsultasi psikis-nya kepadaku
kalau orang sih biasa menyebutnya dengan istilah curhat .. KKK~~~
“hei
kawan , i’m back J”
cengirnya dengan lebar.
“yes,
i know, dari tadi aku sudah melihatmu “ aku
memasang muka masam memandangnya.
“heh
kamu, untuk apa berbaring di lantai? Di lantai sangat dingin aku tak ingin
masuk angin gara-gara kamu” cecarku.
“ahh
sudahlah, tak usah memikirkan aku “ gerlingnya ke arahku.
“ckckck...
orang frustasi memang punya kekebalan tubuh yang bagus” . Pasien didepanku ini memang langka, kekebalan
tubuh dan mentalnya bisa berkali-kali lipat kalo sudah ada sesuatu yang
dipikirkannya, a limited edition person.
“hei
kawan, apakah aku terlihat seperti orang yang menyedihkan? Ehm... i feel so bad
today” ungkapnya.
“apa
memang yang membuatmu terlihat menyedihkan? Your style? Your passion? Your attitude?
Or ...? “ aku bertanya untuk statement yang tadi ia ungkapkan.
“
all of me, of course” dengan mantap dia menjawab.
“ ouhhhhh...
memang agak menyedihkan hidupmu, sampai-sampai dirimu sendiri tidak percaya
atas apa yang kau punya... ckckck so bad” jawabku dengan tak kalah
mantapnya.
“your
mean? Aku terlihat menyedihkan karna diriku sendiri? Kau bercanda ... haha” tawanya membuncah tapi
sesaat dia memandangku dengan tajam.
“hei...
jangan berkata seperti itu kepada orang yang ingin bercerita padamu, bahkan dia
(aku) mengorbankan segala keangkuhannya untuk bercerita padamu” cecarnya
dengan emosi.
“eitsss...
memangnya kau tidak mengerti maksudku, maksudku BAHKAN DIRIMU SENDIRI TIDAK
MENGHARGAI APA YANG ADA DALAM DIRIMU, ALL OF YOU. Bagaimana bisa orang
memandangmu bila kau sendiri tidak meyakininya” aku berpaling dengan emosi.
“ehm..
masuk akal, jadi aku harus menghargai diriku sendiri kan? Tak harus terpengaruh
dengan apa yang orang katakan tentang style-ku, about my passion, about my
attitude” sekilas bayangan haru terlihat di ujung matanya.
“THAT’S
RIGHT” aku berusaha memberika saranku yang terbaik untuknya.
“
hei kawan, kadang aku berpikir ‘aku sudah terlalu lelah dengan segalanya,
terhadap apa yang orang pikir, ingin mengakhirinya’ kadang terlintas pikiran
itu” embun di matanya tak jua hilang.
“liat
nadi di tanganku, sangat jelas terlihat... sangat mudah membuat cerita hidupku jadi lebih pendek. Tapi itu akan sangat
menyakitkan ... dan aku tak ingin sesuatu yang menyakitkan, pada akhirnya aku
hanya takut melakukannya. Haha alasan konyol memang, manusia tetap saja takut”
dia hanya menutup mata saat bercerita.
Aku hanya
tertegun dengannya ...
“kau
sangat aneh ... ” aku hanya
geleng-geleng tak percaya.
“kau
tidak usah sekagum itu denganku kawan ... aku hanya memikirkannya tak pernah
benar-benar menginginkannya... aku masih mempercayai Tuhanku yang akan selalu
mengasihiku dan akan memberikanku jalan keluar yang terbaik, just only me and
my God” wajahnya kembali berseri dengan tenangnya.
“be carefull” aku hanya bisa
mengucapnya dengan lirih.
Pada
akhirnya aku terbangun di depan cermin di lantai yang dingin dan menatap sunyi yang hilang, pikirku kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar