5 Sep 2012

Pikirku, kemarin #Notes


Dia berbaring di hadapanku, seperti biasa hari ini jadwal konsultasi psikis-nya kepadaku kalau orang sih biasa menyebutnya dengan istilah curhat .. KKK~~~

“hei kawan , i’m back Jcengirnya dengan lebar.

“yes, i know, dari tadi aku sudah melihatmu “ aku memasang muka  masam memandangnya.

“heh kamu, untuk apa berbaring di lantai? Di lantai sangat dingin aku tak ingin masuk angin gara-gara kamu” cecarku.

“ahh sudahlah, tak usah memikirkan aku “ gerlingnya ke arahku.

“ckckck... orang frustasi memang punya kekebalan tubuh yang bagus” . Pasien didepanku ini memang langka, kekebalan tubuh dan mentalnya bisa berkali-kali lipat kalo sudah ada sesuatu yang dipikirkannya, a limited edition person.

“hei kawan, apakah aku terlihat seperti orang yang menyedihkan? Ehm... i feel so bad today” ungkapnya.

“apa memang yang membuatmu terlihat menyedihkan? Your style? Your passion? Your attitude? Or ...? “ aku bertanya untuk statement yang tadi ia ungkapkan.

all of me, of course” dengan mantap dia menjawab.

“ ouhhhhh... memang agak menyedihkan hidupmu, sampai-sampai dirimu sendiri tidak percaya atas apa yang kau punya... ckckck so bad” jawabku dengan tak kalah mantapnya.

“your mean? Aku terlihat menyedihkan karna diriku sendiri?  Kau bercanda ... haha” tawanya membuncah tapi sesaat dia memandangku dengan tajam.

“hei... jangan berkata seperti itu kepada orang yang ingin bercerita padamu, bahkan dia (aku) mengorbankan segala keangkuhannya untuk bercerita padamu” cecarnya dengan emosi.

“eitsss... memangnya kau tidak mengerti maksudku, maksudku BAHKAN DIRIMU SENDIRI TIDAK MENGHARGAI APA YANG ADA DALAM DIRIMU, ALL OF YOU. Bagaimana bisa orang memandangmu bila kau sendiri tidak meyakininya” aku berpaling dengan emosi.

“ehm.. masuk akal, jadi aku harus menghargai diriku sendiri kan? Tak harus terpengaruh dengan apa yang orang katakan tentang style-ku, about my passion, about my attitude” sekilas bayangan haru terlihat di ujung matanya.

“THAT’S RIGHT” aku berusaha memberika saranku yang terbaik untuknya.

“ hei kawan, kadang aku berpikir ‘aku sudah terlalu lelah dengan segalanya, terhadap apa yang orang pikir, ingin mengakhirinya’ kadang terlintas pikiran itu” embun di matanya tak jua hilang.

“liat nadi di tanganku, sangat jelas terlihat... sangat mudah membuat cerita hidupku  jadi lebih pendek. Tapi itu akan sangat menyakitkan ... dan aku tak ingin sesuatu yang menyakitkan, pada akhirnya aku hanya takut melakukannya. Haha alasan konyol memang, manusia tetap saja takut” dia hanya menutup mata saat bercerita.


Aku hanya tertegun dengannya ...

“kau sangat aneh ... ” aku hanya geleng-geleng tak percaya.

“kau tidak usah sekagum itu denganku kawan ... aku hanya memikirkannya tak pernah benar-benar menginginkannya... aku masih mempercayai Tuhanku yang akan selalu mengasihiku dan akan memberikanku jalan keluar yang terbaik, just only me and my God” wajahnya kembali berseri dengan tenangnya.

“be carefull” aku hanya bisa mengucapnya dengan lirih.                            

Pada akhirnya aku terbangun di depan cermin di lantai yang dingin dan menatap sunyi yang hilang, pikirku kemarin.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar