“ini sudah februari !!!! dan lusa
bulan sudah berganti, apa yang sedang kau lakukan ???” aku bertanya kepada
kertas kosong dihadapanku.
“ah kau
ini banyak sekali bicara tanpa tindakan” ujar suatu suara yang muncul
tiba-tiba, “kau hanya perlu bergerak!!!
Yaps bergerak … ayo bangun dari tempat tidurmu matikan televisi dan mulai
membuka buku, menulislah ! jika itu yang memang ingin kau lakukan … jika tidak
lakukan sesuatu yang membuat tubuhmu bergerak” lanjutnya dengan kalimat
bertubi-tubi.
“mudah memang jika berbicara” ujarku dengan
malas sambil menutup mata.
“ini
soal tekad !” kata suara itu dengan lantangnya; “jika kamu tidak bertekad sampai akhir pun tak ada yang bisa kamu
lakukan hanya membual yang kamu bisa lakukan tanpa perlu bergerak. Lihat !!!
apa yang terjadi sekarang? Bahkan tak ada satupun hal yang terjadi … so
pathetic”
“Kau juga hanya berbicara !!!” aku
membalasnya dengan suara yang tak kalah lantangnya. “Kau hanya mendikteku tanpa
pernah menunjukkan contoh yang benar, kau tau? Aku ketakutan tanpa arah jika taka
da petunjuk yang nyata “ aku berseloroh dengan nasehat yang dia berikan.
Dia seakan menatap mataku sambil
berkata “ bagaimana aku akan
melakukannya? Bahkan aku hanya ada jika kau mau … ini bukan hal yang mudah, you
know its own what I mean !!”
“Aku tau bahwa pikiranmu sangat
logis, tapi apakah kau tak merasa bahwa aku mungkin harus melakukan sesuatu
yang kecil terlebih dahulu? Yah sebelum aku melakukan hal lainnya??? Aku hanya
takut … “ aku bahkan berhenti mengetik dan membuatnya menjadi titik .
“Kau hanya pengecut, dari sisi manapun kau bahkan tak bisa berdiri tanpa
orang lain tapi berlagak mandiri dengan wajah pilu; itu lebih menyedihkan
untukku, tidakkah kau sadar? Tidakkah kau ingin menangis? Tidakkah kau ingin
membuang hidupmu?” aku menatapnya dengan tatapan heran, apakah aku yang
mebuatnya berkata seperti itu?
“rasanya bahkan batinku mati, hanya
kau mmembuatku sadar untuk hidup dengan logika tentu saja kau disini berperan sebagai
mr logis dan itu tugasmu; membuang hidupku? Aku sudah melakukannya … tidakkah
menyadari saat aku berkata batinku sudah
mati” aku berceloteh dengan senyum sinis tanpa ekspresi;
“jika tak ada yang ingin kau lakukan dengan tekadmu itu, coba mengingat
apa yang kau inginkan dulu, mengingat bahwa semangat mu ingin berbagi dengan
tulisan sangat tak terbendung … ingat? Aku bahkan takjub kau bisa melakukannya,
kau dulu bahkan hanya bisa membaca novel fiksi serta komik-komik yang kau
pinjam … tidakkah kau ingin melanjutkannya? Jangan hanya membuang waktumu
dengan berbicara denganku; percayalah aku akan ada saat kau membutuhkan hal
yang logis karna itulah tugasku dalam pikiranmu” dia seakan
ingin mengatakan bahwa aku harus benar-benar sendiri tanpa kelogisan, aku bisa
gila tanpa berpikir logis; itu yang kupikir.
“ kau hanya perlu percaya pada dirimu dan bertekadlah. “ dan dia
meninggalkan kertas kosong dengan titik yang aku buat.
Titik jeda sudah dibuat, dan
saatnya melakukan sesuatu;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar