8 Feb 2013

Aku dan Para Tangan


Tangan  pertama :

Aku bahkan tak mengerti mengapa aku mengatakannya? Katakan aku bodoh, katakan bahwa aku salah ... Aku hanya tak bisa membuang pikiran bahwa aku tersalah tanpa aku bisa mencegahnya, Aishhhhh ... i hate this situation, bisakah aku kembali ke sana dan menutup mulutku sebelum aku mengatakannya

Setiap orang memang wajar bila salah, bila terlupa, ...

Bahkan aku tak bisa menerima alasan itu, klise kalau Cuma untuk lari dari ketakutan itu. Maaf aku mungkin berkata tak karuan, dan ini memang hanya untukku

Untuk peng-hukuman dari sebuah ketidak-sengajaan

Ah itu bukan tidak sengaja hanya berkata tanpa berpikir, pabo-ya
Tuhan semoga engkau menutup setiap perkataan yang buruk. amin

Tangan kedua :

TUTUP MULUTMU

Adakah seseorang yang bisa menghentikan ocehannya?
Aku cape mendengarnya mengeluh tentang bagaimana dia tak bisa mengontrol pikirannya
Hal itu layak dibicarakan, kenapa dia hanya mengeluh dan terus mengoceh bahwa itu salah
Aku tak habis pikir dengan apa yang dia rasakan,
Apa baginya dia harus membicarakan hal-hal yang positif setiap saat?
Apakah dia ingin membuat dunia yang sempurna bagi orang lain dan neraka baginya?

Para pengunjung yang budiman :

Apa yang mereka pertengkarkan sekarang?
Tak bisakah kami hanya hidup rukun hari ini,
Kami hanya ingin tidur kawan, kenapa kalian berbicara hal yang bahkan tidak kami mengerti

“Hey kau, berhenti mengoceh tentang hal aneh ! ”, kami menatap yang pertama dengan geram

“Dan kau berhenti bertanya tentang apa yang dia bicarakan biarkan saja dia memikirkan apa yang dia ingin !! ” kamipun menajamkan pandangan ke yang kedua

‘Mereka layaknya tangan dari dua raga yang berbeda, satu raga dengan pikir yang berbeda ...’ pikir kami.

     Pagi buta yang bising dengan ocehan para tangan-tangan frustasi –ralat- para tangan frustasi, hari ini akan dimulai sedikit siang ... pagi buta yang senyap sebenarnya.


Aku dan para tangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar