Tangan
pertama :
Aku bahkan tak mengerti
mengapa aku mengatakannya? Katakan aku bodoh, katakan bahwa aku salah ... Aku
hanya tak bisa membuang pikiran bahwa aku
tersalah tanpa aku bisa mencegahnya, Aishhhhh ... i hate this
situation, bisakah aku kembali ke sana dan menutup
mulutku sebelum aku mengatakannya
Setiap orang
memang wajar bila salah, bila terlupa, ...
Bahkan aku tak bisa menerima
alasan itu, klise kalau Cuma untuk lari dari ketakutan itu. Maaf aku mungkin
berkata tak karuan, dan ini memang hanya untukku
Untuk peng-hukuman dari sebuah
ketidak-sengajaan
Ah itu bukan tidak sengaja
hanya berkata tanpa berpikir, pabo-ya
Tuhan semoga engkau menutup
setiap perkataan yang buruk. amin
Tangan kedua :
TUTUP MULUTMU
Adakah seseorang yang bisa menghentikan ocehannya?
Aku cape mendengarnya mengeluh tentang bagaimana
dia tak bisa mengontrol pikirannya
Hal itu layak dibicarakan, kenapa dia hanya
mengeluh dan terus mengoceh bahwa itu salah
Aku tak habis pikir dengan apa yang dia rasakan,
Apa baginya dia harus membicarakan hal-hal yang
positif setiap saat?
Apakah dia ingin membuat dunia yang sempurna bagi
orang lain dan neraka baginya?
Para pengunjung yang budiman :
Apa
yang mereka pertengkarkan sekarang?
Tak
bisakah kami hanya hidup rukun hari ini,
Kami
hanya ingin tidur kawan, kenapa kalian berbicara hal yang bahkan tidak kami
mengerti
“Hey
kau, berhenti mengoceh tentang hal aneh ! ”, kami menatap yang pertama dengan
geram
“Dan
kau berhenti bertanya tentang apa yang dia bicarakan biarkan saja dia
memikirkan apa yang dia ingin !! ” kamipun menajamkan pandangan ke yang kedua
‘Mereka layaknya tangan dari dua
raga yang berbeda, satu raga dengan pikir yang berbeda ...’
pikir kami.
Pagi buta yang bising dengan ocehan para
tangan-tangan frustasi –ralat- para tangan frustasi, hari ini akan
dimulai sedikit siang ... pagi buta yang senyap sebenarnya.
Aku dan para tangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar