17 Jan 2015

[Notes] Sist, Bob dan juga Guy

Aku hanya berdiam diri selama beberapa hari ini di kamar, hanya berdiam diri dan membuang waktu dengan mudahnya ... ah itu mudah kau hanya perlu menenggelamkan diri dengan internet, cek video apa saja yang telah kau unduh kemudian tonton itu berulang-ulang kali sampai kau bosan; and bamn kau membuang waktu yang sudah kau lupakan beberapa waktu lalu. Itu hidupku hari ini, entah aku tak melihat diriku yang dulu lagi... dalam cerminpun rasanya bukan aku.


Ah shittt ... bob menemukanku, dia mengetuk pintu kamar; kenapa dia mengetuk ... ah itu hanya untuk mengingatkanku bahawa aku akan diceramahi sebentar lagi. Aku baru menyadari kenapa posisi aku dan bob berbalik hanya dalam beberapa waktu, dulu posisiku yang sering menasehatinya karna sering mengeluh hanya untuk hal-hal kecil dan remeh; Sekarang aku yang bersembunyi dari dunia.

Bob masuk dalam diam, aku masih cekikikan dengan tangan multitasking diatas computer berusaha mengindahkan keberadaan bob yang sedang berkeliling ruangan sambil merasa bosan dan menungguku untuk mengakui keberadaannya. Aku berhenti pada akhirnya menutup komputerku dan menatapnya yang berusaha menatapku dengan jengahnya, ah kenapa tatapan itu lagi; kau tahu aku sedang dalam mood yang berantakan, keluhku dalam diam.

“Ada apa bob?” aku bertanya tidak dengan niatan untuk dijawab, ini hanya formalitas teman lama.

“sist, aku melihat guy tadi di luar dan dia kelihatan berantakan; ada yang ingin kau jelaskan?” okeh pertanyaan yang aku hindari akhirnya datang; Guy adalah saudara-ku, bob menyebutnya seperti itu ... aku hanya menyadari bahwa Guy dan aku terlahir dari rahim yang sama, jadi apa aku harus menjawab pertanyaanya? .

“guy? Kenapa kau menanyakan kepadaku? Kau bisa bertanya kepadanya ... aku tidak menanganinya saat ini” aku berbalik ke cermin berusaha memperbaiki penampilanku yang rumit.

“sist, kau lari lagi? Bersembunyi seperti tikus kecil yang berusaha menghindari cahaya siang hari dan berusaha tak tertangkap mata; tapi akhirnya kau berakhir disini dengan membuang-buang waktumu? Aku tak percaya sist yang persistant dulu hanya orang yang membuang waktunya didepan komputer melupakan segala hal yang berusaha kau benci padahal kau tidak bisa tidur setiap hari hanya karna kau memikirkannya “ bob berusaha menaikkan emosiku dengan kata-kata kerasnya, bob yang sekarang sudah tumbuh dengan baik jika menghadapi persoalan pelik seperti ini dia tampak seperti orang yang berbeda dari yang kukenal padahal dia adalah ... ;

 “yah bob, aku memang kabur .. kau tahu bahwa keadaanku kini bukan tentang aku lagi ini tentang orang disekelilingku yang menyebutku bagian dari keluarga dan berusaha mendorongku untuk terlibat dalam masalah yang aku sendiri tidak pernah bisa menyembuhkannya” Aku menghela nafas dengan beratnya dan berbicara seperti orang yang telah berlari ratusan kilometer.

“aku tahu sist, kau selama ini selalu lari dari orang-orang yang harus kau sebut lingkaran keluarga karna kau tak merasa nyaman dan kau merasa seperti bukan bagian dari lingkaran itu selama ini” bob menatapku dengan tatapan muram, ah itu tatapan yang aku benci ... aku bukan orang yang berhak dia kasihani.

“kau mengatakan hal itu seakan kau mengerti, percayalah itu meyakitkan ketika kau harus menhan suara bahkan saat kau ingin menangis tersedu-sedu; kau bahkan harus tidur agar tangismu terhenti berusaha megatakan bahwa itu mimpi” aku duduk disamping dengan tangan bersilang menunggu kata yang bisa ia katakan.

“aku tahu, bahwa itu hanya kau yang bisa mengerti; tapi sist ... Guy butuh pertolongan dia kehilangan arah hidupnya saat ini, kau mungkin ingin menutup telinga dan matamu dari dunia tapi percayalah semua akan kembali padamu dan rasa bersalahmu di masa depan tak akan bisa kau hadapi dan kau akan menemukan dirimu sendiri yang lebih menyedihkan” dia mengatakannya dengan yakin, bahwa aku harus turut campur dalam hal rumit itu bukan malah sembunyi dan berusaha tak menampakan diri.

“kau tahu bob, aku memang tak ingin turut campur tapi lingkaran yang harus kusebut persaudaraan ini sudah pasti menyeretku ... sebenarnya kau tak usah membujukka aku juga sudah menrjunkan diriku tapi aku sudah masuk atau mungkin tepatnya aku sudah tergelincir bob” aku menyeringai dengan senyum canggung berusaha menghalau kekhawatiranku sendiri.

“jadi sebenarnya apa yang terjadi pada Guy? Dia mengkhawatirkan, kau tahu apa yang salah..?” bob mempertanyakan sesuatu yang ingin aku hindari di akhir pekan yang malas ini.

“ya kau tahu, Guy mempunyai masalah sepertiku dulu ... takut akan dunia, ingin lari dan menutup diri, seakan dunia tak butuh dirinya, membuang diri dengan apa yang ingin dilakukannya; hanya dulu aku tak berani melakukan hal gila yang Guy lakukan saat ini, aku hanya diam dan berusaha mengobati diriku sendiri ... kau tahu dengan menangis tanpa suara itu saat aku memberitahu bahwa kau hanya harus menangis untuk dirimu sendiri karna orang tak akan mengerti apa yang kau pikirkan” aku pergi ke balcon dan melihat di ruang keluarga Guy sedang tertawa menonton televisi padahal ini jadwal dia sekolah, ah ini memang gila .. kami memang terlahir dengan gen yang sama saat aku melihatnya, dia tak peduli yang orang khawatirkan tentang dia.

“sist, kau harus menemukan cara agar dia kembali ke kehidupan normalnya ...tak ada jalan lain” bob berkata dengan khawatir karna melihatku tersenyum dengan apa yang Guy lakukan di ruang keluarga.

“apa yang Guy lakukan salah? Itu tidak normal? .. kalian sendiri yang buat klasifikasi normal kami hanya tak setuju dengan apa yang kalian katakan normal, mungkin kau bisa sebut jiwa bebas? Tapi aku tahu .. orang dengan jiwa bebas tak akan biasa hidup di dunia normal kalian ... kami bisa mati kelelahan dengan definisi normal kalian; aku tahu Guy harus kembali sadar bahwa kami memang harus menyesuaikan definisi hidup kami” aku melemparkan tawa yang sebenarnya tidak lucu untuk pembicaraan kami ini, aku hanya ingin tertawa; aku rasa.

“sist, aku memang terkadang tak bisa berkomunikasi secara normal denganmu karna perbedaan berbagai definisi yang tadi kau sebutkan; tapi untuk kasus Guy seharusnya kau lebih khawatir daripada aku ... dia mungkin akan menjadi orang takut menghadapi masyarakat nantinya, kau lebih baik karna bisa selalu bersembunyi dan menghadapi masalah seakan itu bukan masalah” dia menatapku dengan tajam dan mengharapkan jawaban memuaskan dariku, ah ... Bob kau orang yang naive.

Dan aku meninggalkan bob, dia orang yang naive; kenapa dia mengharapkan jawaban dariku? Jawaban yang dia sudah tahu bahwa aku tidak akan bisa menjawabnya? Menghadapi orang-orang? Untuk apa menghadapinya sedangkan kau bisa menghindarinya... mungkin itu jawaban yang akan kuucapkan tapi percayalah perdebatan kami tentang Guy tak akan berhenti sampai jawaban itu diberikan. Aku hanya ingin diam bob, Guy akan dewasa dan aku tahu itu.
Hidup terkadang sangat naive Bob, saat kau merasa kau baik-baik saja itu pertanda datang badai; dan badai sudah datang saat ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar