Aku
hanya berdiam diri selama beberapa hari ini di kamar, hanya berdiam diri dan
membuang waktu dengan mudahnya ... ah itu mudah kau hanya perlu menenggelamkan
diri dengan internet, cek video apa saja yang telah kau unduh kemudian tonton
itu berulang-ulang kali sampai kau bosan; and bamn kau membuang waktu yang
sudah kau lupakan beberapa waktu lalu. Itu hidupku hari ini, entah aku tak
melihat diriku yang dulu lagi... dalam cerminpun rasanya bukan aku.
Ah
shittt ... bob menemukanku, dia mengetuk pintu kamar; kenapa dia mengetuk ... ah
itu hanya untuk mengingatkanku bahawa aku akan diceramahi sebentar lagi. Aku
baru menyadari kenapa posisi aku dan bob berbalik hanya dalam beberapa waktu,
dulu posisiku yang sering menasehatinya karna sering mengeluh hanya untuk
hal-hal kecil dan remeh; Sekarang aku yang bersembunyi dari dunia.
Bob
masuk dalam diam, aku masih cekikikan dengan tangan multitasking diatas
computer berusaha mengindahkan keberadaan bob yang sedang berkeliling ruangan
sambil merasa bosan dan menungguku untuk mengakui keberadaannya. Aku berhenti
pada akhirnya menutup komputerku dan menatapnya yang berusaha menatapku dengan
jengahnya, ah kenapa tatapan itu lagi; kau tahu aku sedang dalam mood yang
berantakan, keluhku dalam diam.
“Ada apa bob?” aku bertanya tidak dengan niatan untuk
dijawab, ini hanya formalitas teman lama.
“sist,
aku melihat guy tadi di luar dan dia kelihatan berantakan; ada yang ingin kau
jelaskan?”
okeh pertanyaan yang aku hindari akhirnya datang; Guy adalah saudara-ku, bob
menyebutnya seperti itu ... aku hanya menyadari bahwa Guy dan aku terlahir dari
rahim yang sama, jadi apa aku harus menjawab pertanyaanya? .
“guy? Kenapa kau
menanyakan kepadaku? Kau bisa bertanya kepadanya ... aku tidak menanganinya
saat ini” aku berbalik ke cermin berusaha
memperbaiki penampilanku yang rumit.
“sist,
kau lari lagi? Bersembunyi seperti tikus kecil yang berusaha menghindari cahaya
siang hari dan berusaha tak tertangkap mata; tapi akhirnya kau berakhir disini
dengan membuang-buang waktumu? Aku tak percaya sist yang persistant dulu hanya
orang yang membuang waktunya didepan komputer melupakan segala hal yang
berusaha kau benci padahal kau tidak bisa tidur setiap hari hanya karna kau
memikirkannya “
bob berusaha menaikkan emosiku dengan kata-kata kerasnya, bob yang sekarang
sudah tumbuh dengan baik jika menghadapi persoalan pelik seperti ini dia tampak
seperti orang yang berbeda dari yang kukenal padahal dia adalah ... ;
“yah bob, aku memang
kabur .. kau tahu bahwa keadaanku kini bukan tentang aku lagi ini tentang orang
disekelilingku yang menyebutku bagian dari keluarga dan berusaha mendorongku
untuk terlibat dalam masalah yang aku sendiri tidak pernah bisa
menyembuhkannya” Aku menghela nafas
dengan beratnya dan berbicara seperti orang yang telah berlari ratusan
kilometer.
“aku
tahu sist, kau selama ini selalu lari dari orang-orang yang harus kau sebut
lingkaran keluarga karna kau tak merasa nyaman dan kau merasa seperti bukan
bagian dari lingkaran itu selama ini”
bob menatapku dengan tatapan muram, ah itu tatapan yang aku benci ... aku bukan
orang yang berhak dia kasihani.
“kau mengatakan hal itu
seakan kau mengerti, percayalah itu meyakitkan ketika kau harus menhan suara
bahkan saat kau ingin menangis tersedu-sedu; kau bahkan harus tidur agar tangismu
terhenti berusaha megatakan bahwa itu mimpi”
aku duduk disamping dengan tangan bersilang menunggu kata yang bisa ia katakan.
“aku
tahu, bahwa itu hanya kau yang bisa mengerti; tapi sist ... Guy butuh
pertolongan dia kehilangan arah hidupnya saat ini, kau mungkin ingin menutup
telinga dan matamu dari dunia tapi percayalah semua akan kembali padamu dan
rasa bersalahmu di masa depan tak akan bisa kau hadapi dan kau akan menemukan
dirimu sendiri yang lebih menyedihkan”
dia mengatakannya dengan yakin, bahwa aku harus turut campur dalam hal rumit
itu bukan malah sembunyi dan berusaha tak menampakan diri.
“kau tahu bob, aku
memang tak ingin turut campur tapi lingkaran yang harus kusebut persaudaraan
ini sudah pasti menyeretku ... sebenarnya kau tak usah membujukka aku juga
sudah menrjunkan diriku tapi aku sudah masuk atau mungkin tepatnya aku sudah
tergelincir bob” aku menyeringai dengan
senyum canggung berusaha menghalau kekhawatiranku sendiri.
“jadi
sebenarnya apa yang terjadi pada Guy? Dia mengkhawatirkan, kau tahu apa yang
salah..?”
bob mempertanyakan sesuatu yang ingin aku hindari di akhir pekan yang malas
ini.
“ya kau tahu, Guy
mempunyai masalah sepertiku dulu ... takut akan dunia, ingin lari dan menutup
diri, seakan dunia tak butuh dirinya, membuang diri dengan apa yang ingin
dilakukannya; hanya dulu aku tak berani melakukan hal gila yang Guy lakukan
saat ini, aku hanya diam dan berusaha mengobati diriku sendiri ... kau tahu
dengan menangis tanpa suara itu saat aku memberitahu bahwa kau hanya harus
menangis untuk dirimu sendiri karna orang tak akan mengerti apa yang kau
pikirkan” aku pergi ke balcon dan melihat
di ruang keluarga Guy sedang tertawa menonton televisi padahal ini jadwal dia
sekolah, ah ini memang gila .. kami memang terlahir dengan gen yang sama saat
aku melihatnya, dia tak peduli yang orang khawatirkan tentang dia.
“sist,
kau harus menemukan cara agar dia kembali ke kehidupan normalnya ...tak ada
jalan lain”
bob berkata dengan khawatir karna melihatku tersenyum dengan apa yang Guy
lakukan di ruang keluarga.
“apa yang Guy lakukan
salah? Itu tidak normal? .. kalian sendiri yang buat klasifikasi normal kami
hanya tak setuju dengan apa yang kalian katakan normal, mungkin kau bisa sebut
jiwa bebas? Tapi aku tahu .. orang dengan jiwa bebas tak akan biasa hidup di
dunia normal kalian ... kami bisa mati kelelahan dengan definisi normal kalian;
aku tahu Guy harus kembali sadar bahwa kami memang harus menyesuaikan definisi
hidup kami” aku melemparkan tawa yang
sebenarnya tidak lucu untuk pembicaraan kami ini, aku hanya ingin tertawa; aku
rasa.
“sist,
aku memang terkadang tak bisa berkomunikasi secara normal denganmu karna
perbedaan berbagai definisi yang tadi kau sebutkan; tapi untuk kasus Guy
seharusnya kau lebih khawatir daripada aku ... dia mungkin akan menjadi orang
takut menghadapi masyarakat nantinya, kau lebih baik karna bisa selalu
bersembunyi dan menghadapi masalah seakan itu bukan masalah” dia menatapku dengan tajam dan
mengharapkan jawaban memuaskan dariku, ah ... Bob kau orang yang naive.
Dan
aku meninggalkan bob, dia orang yang naive; kenapa dia mengharapkan jawaban
dariku? Jawaban yang dia sudah tahu bahwa aku tidak akan bisa menjawabnya? Menghadapi
orang-orang? Untuk apa menghadapinya sedangkan kau bisa menghindarinya...
mungkin itu jawaban yang akan kuucapkan tapi percayalah perdebatan kami tentang
Guy tak akan berhenti sampai jawaban itu diberikan. Aku hanya ingin diam bob,
Guy akan dewasa dan aku tahu itu.
Hidup
terkadang sangat naive Bob, saat kau merasa kau baik-baik saja itu pertanda
datang badai; dan badai sudah datang saat ini.