“hai sist, kau tak menyapaku
beberapa waktu ini ... ada yang terjadi?” aku bertanya seakan-akan aku
mengetahui apa yang terjadi dan akan dia katakan, seperti biasa memang sist
hanya datang ketika dia membutuhkanku, filosofi semut-gula kami.
“tidak bob, sepertinya kau tidak ramah kali ini” dia menggeleng
dengan enggan dan senyum getirnya.
“jangan bersandiwara
denganku sist, atau menyembunyikan yang terjadi ... walau aku tidak ramah aku
akan tetap mendengarmu dan menerimamu, trust me ... hari ini juga bukan hari
yang mudah buat-ku” aku mencoba
tersenyum dan aku yakin yang aku ekspresikan malah seringai tajam.
“coba hibur aku bob, kali ini saja” kali ini dia tersenyum mantap
dan menatapku yakin.
“aku? Ehm, ayolah hanya
ceritakan apa yang terjadi ... aku memang bukan penasehat yang baik seperti
kamu, tapi aku jamin aku adalah pendengar yang baik” rajukku kemudian tak kalah
mantapnya.
“tak ada yang perlu aku ceritakan, hanya ingin ditemani untuk saat ini
bob” dia hanya menatapku nanar.